Kamis, 19 November 2009

UUD 1945 PASAL 1 AYAT 3

I. PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang.
a. Di dalam kehidupan politik dan ketatanegaraan di Indonesia telah terjadi perubahan paradigma yaitu sistem otoritarian kepada sistem demokratis dan dari sistem sentralistik kepada sistem otonomi.
b. Sebagai akibat dari adanya perubahan paradigma tersebut akan sangat berdampak terhadap sistem hukum yang dianut selama ini yang menitikberatkan kepada produk – produk hukum yang lebih banyak berpihak kepada kepentingan penguasa daripada kepentingan rakyat, serta produk hukum yang lebih mengedepankan dominasi kepentingan pemerintah pusat daripada kepentingan pemerintah daerah.
c. Ke depan diharapkan hukum dapat berperan mensukseskan jalannya pembangunan nasional sesuai yang telah digariskan oleh kebijakan pemerintah.
d. POLRI mempunyai tugas mengawal dan mengamankan hasil – hasil pembangunan nasional harus berperan dan mengambil langkah – langkah strategi untuk mengantisipasinya.
2. Permasalahan.
“ Bagaimana strategi polri dalam mengantisipasi penerapan norma amandemen uud 1945 dikaitkan dengan proses kelangsungan pembangunan nasional ( khususnya pasal 1 ayat 3 uud 1945)?”
3. Persoalan.
a. Bagaimana kondisi pembangunan saat ini ?
b. Bagaimana norma amandemen uud 1945 pasal 1 ayat 3 ?
c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ?
d. Bagaimana “ Strategi polri dalam mengantisipasi penerapan norma amandemen uud 1945 dikaitkan dengan proses kelangsungan pembangunan nasional (khususnya pasal 1 ayat 3 uud 1945 )?”

II. PEMBAHASAN.
4. Pembangunan Nasional saat ini.
Kita ketahui bersama bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing maju, dan sejahtera dalam wadah NKRI, yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia , cinta tanah air, memiliki kesadaran hukum dan lingkungan, menguasai IPTEK, serta memiliki ethos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
Untuk mencapai tujuan tersebut telah dirancang pembangunan di berbagai sektor, hukum, ekonomi, politik, agama, pendidikan , sosial budaya, keamanan , dll.
Namun kita juga mengetahui bahwa beban yang harus dipikul pemerintah untuk melaksanakan pembangunan nasional ini cukup berat, mengingat Indonesia pada tahun 1998 mengalami krisis multidimensional dan efek dari krisis yang berkepanjangan hingga saat ini.

a. Krisis hukum.

pelaksanaan hukum yang diharapkan dapat menuju supremasi hukum masih jauh dari harapan, kepastian hukum dan rasa keadilan di masyarakat masih dalam bayang – bayang, kondisi moral aparat Negara hingga saat ini masih sering dipertanyakan karena banyak kasus korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi dimana – mana, serta hasil pengungkapannya masih belum maksimal, hal ini bila berlanjut akan mempengaruhi kelangsungan pembangunan sosial.

b. Berbagai krisis lain juga terjadi di Indonesia, krisis ekonomi, krisis politik, dan bahkan krisis kepercayaan masih menguat, situasi demikian tentunya akan mempengaruhi proses kelangsungan pembangunan nasional yang pada gilirannya mengganggu stabilitas dalam negeri.


5. Norma Amandemen UUD 1945 ditinjau dari Aspek Hukum.

a. Tujuan Amandemen UUD 1945.

1) Pasal 1 UUD 1945 setelah Amandemen ketiga kali.
a) Ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
b) Ayat (2)Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
c) Ayat (3)Negara Indonesia adalah negara hukum.
2) Perlu ada perubahan yang mendasar – dimulai dari hukum yang dasar, seperti negara berkuasa (integralistik) menuju Negara yang berkedaulatan rakyat.

3) Perlu mengedepankan sebagai Negara hukum yang demokratis dan berkeadilan, terjaminnya supremasi hukum.

4) Perubahan paradigma dari negara kekuasaan menjadi negara hukum yang demokratis dan berkeadilan.

b. Implementasi Amandemen UUD 1945.

1) Dalam ketatanegaraan diikuti dengan sistem pemerintahan yang jelas, batas – batas kekuasaan, kewenangan dan pertanggung jawaban lembaga – lembaga negara, seperti :

a) Batasan masa jabatan / kepala negara, kepala pemerinah.

b) Termasuk kewenangan dalam bidang eksekutif (Presiden – Bupati ), legislatif (DPR ), & yudikatif ( Mahkamah Agung ).

2) Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar ), bukan absolutisme ( kekuasaan yang tidak terbatas ).

3) Konsekwensi pasal 1 ayat 3 amandemen uud 1945, Negara Indonesia adalah negara hukum, dan yang harus di junjung oleh setiap warga negara, antara lain :

a) Supremasi hukum.
b) Kesetaraan dihadapan hukum.
c) Penegakan hukum dengan cara – cara yang tidak bertentangan dengan hukum.

c. Kondisi amandemen UUD 1945 ( Pasal 1 ayat 3 ).

Dengan berlakunya Amandemen UUD 1945 Pasal 1 ayat 3, membuktikan bahwa pelanggaran hukum yang dilakukan oleh golongan eksekutif ( Gubernur – Bupati ), legislatif ( DPR ), & yudikatif ( Mahkamah Agung ) serta LSM dari tingkat pusat sampai tingkat daerah ataupun warga sipil masih cukup banyak dengan berbagai macam jenis pelanggaran hukum, hal ini dapat dilihat dari contoh kasus berikut ini :

Contoh Kasus :
1) Pengusaha Probosutedjo menjadi tersangka dalam kasus penyuapan terhadap Ketua Mahkamah Agung.
2) Ketua KPU menjadi tersangka dalam kasus korupsi.
3) Mantan KaBareskrim, Komjen Suyitno Landung jadi tersangka kasus Korupsi.
4) BrigjenSamuel Ismoko jadi tersangka dalam kasus korupsi.
5) Oknum anggota kejaksaan menjadi tersangka kasus korupsi , ( Kajati Jakarta dicopot ).
6) Farid Faqih ( Ketua LSM Tsunami Aceh) menjadi tersangka kasus Pencurian dan Penggelapan.
7) Gubernur dan Bupati dari berbagai daerah menjadi tersangka kasus korupsi.
8) Para Anggota DPR ( TK II s/d Pusat ) banyak yang menjadi tersangka kasus korupsi.
Setelah memperhatikan contoh kasus yang ada, dapat disimpulkan bahwa mentalitas budaya KKN dan pelanggaran hukum masih cukup melekat kuat di lapisan eksekutif, legislatif, & yudikatif serta LSM dari tingkat pusat sampai tingkat daerah.

Disamping itu, dengan terungkapnya kasus – kasus pelanggaran hukum yang berpedoman pada Amandemen UUD 1945 Pasal 1 ayat 3, membuktikan bahwa Indonesia mulai menunjukan adanya tatanan perbaikan di bidang hukum, dan semua pengungkapan ini tidak lepas dari kerja sama dengan berbagai pihak .

Contoh :
1) Penegakan Hukum terhadap Tibo Cs dengan tuduhan sebagai otak kerusuhan Poso.
2) Penegakan hukum terhadap Adelin Lis – Medan dengan tuduhan iLLegal Logging.
3) Pengungkapan Kasus Bom, teroris , Narkoba , dll.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi.

a. eksternal.

1) Peluang.
a) UUD 1945 yang telah di amandemen.
b) UU No.2 tahun 2002 tentang Polri.
c) Dukungan politik dari pemerintah dan DPR.
2) Kendala.
a) Belum dipahaninya amandemen uud ‘ 45.
b) Adanya ruu kamnas.
c) Adanya kelompok pro dan kontra.

b. Internal.

2) Kekuatan.

a) Komitment pimpinan polri dalam mereformasi polri (polisi sipil) & Penegakan Hukum.
b) Kinerja polri yang relatif baik dalam penegakan hukum, terutama dalam pengungkapan kasus kejahatan terorisme dan narkoba.
c) Polri memiliki anggota penyidik sampai dengan tingkat polsek.

3) Kelemahan.

a) Kenyataan dilapangan personil polri masih terkesan belum berubah (paradigma lama).
b) Masih terbatasnya anggota polri dalam penguasaan tekhnologi dan pengetahuan untuk mengetahui perkembangan hukum.
c) Rendahnya biaya opsnal dan kesejahteraan anggota polri yang mengakibatkan semangat kerja kurang maksimal.
7. Strategi Polri Dalam Mengantisipasi Penerapan Norma Amandemen Uud 1945 Dikaitkan Dengan Proses Kelangsungan Pembangunan Nasional ( Khususnya Pasal 1 Ayat 3 Uud 1945 ).

a. Posisi Organisasi Polri .
Situasi eksternal dan internal tersebut diatas diproses melalui transformasi melalui External Factor Analysis Strategy (EFAS) dan Internal Factor Analysis Strategy (IFAS), dianalisis sebagai berikut :

1) External Factor Analisys Strategi
No Faktor Eksternal Bobot Pering-kat Skor Bobot Ket
1 Peluang 0,50
a. UUD 1945 yang telah di
amandemen 0,20 8 1,60
b. UU No.2 tahun 2002
tentang Polri 0,20 7 1,40
c. Dukungan politik dari
pemerintah dan DPR 0,10 6 0,60
2 Kendala 0,50
a. Belum dipahaninya
amandemen uud ‘ 45 0,20 4 0,80
b. Adanya ruu kamnas 0,20 5 1,00
c. Adanya kelompok pro &
kontra. 0,10 3 0,30
TOTAL 1,00 5,70


No Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Bobot Ket
1 Kekuatan 0,50
a. Komitment pimpinan polri dalam
Mereformasi polri (polisi sipil) & penegakan hukum 0.20 6 1,20
b. Kinerja polri yang relatif baik dalam penegakan hukum , terutama dalam pengungkapan kasus kejahatan terorisme dan narkoba 0,10 3 0,30
c. Polri memiliki anggota penyidik sampai Dengan tingkat polsek 0,20 4 0,80
2 Kelemahan 0,50
a. Kenyataan dilapangan personil polri masih terkesan belum berubah (paradigma lama) 0,20 8 1,60
b.Masih terbatasnya anggota polri dalam
penguasaan tekhnologi dan pengetahuan untuk mengetahui perkembangan hukum 0,10 5 0,50
c. Rendahnya biaya opsnal dan kesejahteraan anggota polri yang mengakibatkan semangat kerja kurang maksimal 0,20 7 1,40
TOTAL 5,80

3) Posisi Organisasi Polri dilihat dari Situasi Lingkungan Eksternal dan Internal.


STRONG AVERAGE WEAK

Growth
Konsentrasi melalui
Integrasi vertikal


Growth
Konsentrasi melalui
Integrasi horizontal


Retrenchment


Stability
Hati-hati

Growth
Konsentrasi melalui
Integrasi horizontal

Stability
Tak ada perubahan
Profit strategi

Retrenchment
Captive


Growth
Diversifikasi
konsentrik


Growth
Diversivikasi
Konglomerat




Retrenchment

Likuidasi

SUMBER DAYA INTERNAL

Analisa posisi strategi diperoleh dari Jumlah skor EFAS (5,70) dan IFAS (5,80) berada pada kuadran Sel 5a Growth ( Pertumbuhan ), yaitu ” konsentrasi melalui integrasi Horizontal ” berarti Strategik Polri dalam kondisi stabil dan bergerak kearah pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal.

4) Analisa SWOT menuju Superioritas Organizational Performance.

Posisi Organisasi Polri berada pada kuadran sel 5 a, GROWTH ( pertumbuhan ) maka Grand strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal , dengan :

a) Menghilangkan pesaing ( melalui merangkul pesaing ).
b) Meningkatkan dukungan dari Instansi / Lembaga / Potensi samping.
c) Memantapkan dukungan dari Masyarakat luas.
Berdasarkan analisis SFAS berikut ini maka implementasi strategi yang dilakukan antara lain :

SFAS ( Strategic Factor Analysis Summary ).
No Faktor Strategik Kunci Bobot Pering-kat Skor Bobot Jangka Waktu Ket.
JPD JSD JPJ
1. UU No. 2 / 2002 Ttg Polri 0,25 8 2,00 √
2. RUU Kamnas 0,25 7 1,75 √
3. Komitmen Pimpinan Polri 0,25 8 2,00 √
4. Terbatasnya Aggt Polri dlm pengetahuan hukum 0,25 5 1,25 √
Total Skor 1,00
Keterangan :
1) Terbatasnya Anggota Polri dlm pengetahuan hukum, sebagai sasaran jangka pendek.
2) RUU Kamnas, sebagai sasaran jangka menengah.
3) UU No. 2 / 2002 & Komitmen Pimpinan Polri sebagai sasaran jangka panjang.

b. Kebijakan.

Strategi Polri Dalam Mengantisipasi Penerapan Norma Amandemen Uud 1945 Dikaitkan Dengan Proses Kelangsungan Pembangunan Nasional ( Khususnya Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 ).
Ditempuh melaluai kebijakan yang meliputi.

1) UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri.
2) RUU Kamnas.
3) Komitmen Pimpinan Polri.
4) Terbatasnya anggota Polri dalam pengetahuan hukum.

c. Implementasi :
1) Jangka Pendek ( 0-2 Tahun ).

a) Selaku Pimpinan Polri disetiap Kesatuan harus mempunyai komitmen yang kuat sebagai Penyidik / Aparat penegak hukum.
b) Menjadi pelopor dalam proses penegakan hukum secara konsisten untuk mewujudkan supremasi hukum.
c) Melaksanakan penegakan hukum secara professional, proporsional dan non intervensi.
2) Jangka Sedang ( 2-5 Tahun ).

a) Membangun atau meningkatkan sumber daya manusia Polri agar memiliki penguasaan dan pengetahuan hukum melalui pendidikan dan kejuruan.
b) Membangun kesatuan dan melaksanakan pelatihan perorangan , pelatihan fungsi selaku penyidik / aparat penegak hukum yang handal.
c) Meningkatkan kerjasama sesama aparat penegak hukum ( CJS, PPNS ).

3) Jangka Panjang ( 5-10 Tahun ).

a) Membangun Postur polri yang professional, berbudaya, dan bermoral agar dapat memenuhi harapan masyarakat ( Khususnya berkaitan dengan penegakan hukum ).
b) Penyidik Polri harus konsisten dalam melakukan penegakan hukum dan memiliki komitmen untuk tidak melanggar hukum.
c) Mewujudkan penyidik POLRI yang professional , proporsional dan non intervensi selaku penyidik pelanggar hukum pada seluruh bidang kejahatan.

III. P E N U T U P.

8. Kesimpulan.
¬a. Strategi polri dalam mengantisipasi penerapan norma amandemen uud 1945 dikaitkan dengan Proses kelangsungan pembangunan nasional (khususnya pasal 1 ayat 3 uud 1945 ) sesuai dengan Analisa SWOT / EFAS, IFAS, SFAS , Posisi POLRI berada pada , sel 5a ( GROW ) dengan kebijakan pada :
1) UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri.
2) RUU Kamnas.
3) Komitmen Pimpinan Polri.
4) Terbatasnya anggota Polri dalam pengetahuan hukum.
b. Implementasi strategi terhadap kebijakan tersebut diatas adalah sesuai pada jangka pendek, jangka sedang, jangka panjang.
9. Rekomendasi.

a. Masalah hukum menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga penyidikan yang dilakukan tidak boleh main – main, apalagi mencari untung yang didasari KKN, bukti sudah banyak Penyidik maupun Pimpinannya diproses untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan Pengadilan.

b. Diperlukan kekuatan moral bagi aparat hukum dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu , tanpa kompromi dan harus tegas.

INTRUCTIONS AND REQUEST

Instructions and requests are about more than just grammar. When you make an instruction or a request, you want someone to do something for you. If you get this important social interaction wrong, you might offend your boss, your friends, or your boyfriend/girlfriend. Some requests show that the person you are speaking to can choose to do as you want. Other ways of speaking indicate that if the request is not followed there will be trouble. But unfortunately, you can't decide to be safe and use only very polite requests. This is because English people sometimes use very polite requests as a way of being sarcastic, which is very rude and offensive. So to learn how not to make these mistakes, you will read the text below; and you will do it now! Hurry up!
Here, we are going to look at
• The difference between requests and instructions
• The grammar and use of requests and instructions
• Register of requests and instructions
• What to say in response to a request or instruction.
The difference between requests and instructions.
Instructions (also called imperatives).
Grammar. Instructions require the person receiving them to do something, or to stop doing it. Instructions are directly adressed to the person who has to do them. Therefore, instructions are one of the few types of English sentences that do not need a subject. The subject is usually "you" (understood). If there is any doubt who should do the instruction, the "naming" form - the vocative is used.
For example:
"Everyone, be quiet! Fred, (you) say that again."
(Notice that the first instruction is general, and the second instruction is just for Fred.).
Instructions are gramatically the same as orders. However, their use is very different.
Use. Orders do not give the person who receives them any choice - they should be obeyed. As a result, most people do not like receiving orders, and they may ask if the person giving them has any right to do this. If it is not obvious that they do, there may be a confrontation, or the person giving the orders will get a repuation for being "bossy". (This is not a good thing). Therefore orders are usually given to children by their parents, pets by their owners, and by soldiers to soldiers who are less important.
For example:
"William, stop crying, now!"
"Fido, come here, boy."
"Sergeant, attack that hill."
Everyone else usually uses the grammar of requests. However, English people do not mind (and usually obey) written instructions, since these are not orders, and can be quire useful. (You will see instructions on how to do each grammar exercise, for example.) You often see these in writing. Interestingly, many advertisements are instructions.
For example:
"Lose 10kg in 2 weeks!!!." "Insert part A in slot B"
When you buy something, you often get a booklet of instructions on how to use it. This is called a manual.
Imperatives are not usual in spoken English, except with people who know eachother well enough not to be very polite. When an imperative is used with an identifying vocative (a naming word), the vocative comes first or last in the sentence.
For example:
"Put the books over there, Sally.."
Or a policeman might say something like:
"Step out of your car, sir."
Requests
Grammar. Requests are often questions, though indirect requests may not be. Sometimes an instruction is changed into a request by the addition of "please" or a question tag. To make a request more polite we might use the subjunctive form of the verb. Very often English requests are indirect. Instead of asking someone to do something, the speaker asks if the person is able to do it. Therefore modals of ability ("can", "may" etc) are very often used.
For example:
"Come here, please." (order modified with "please".)
"Pass the salt, would you?" (order modified with question tag)
"Can I take this seat?" (indirect request with modal of ability)
"Could I take this seat?" ( polite indirect request with modal of ability in the subjunctive)
The subjunctive modal sounds complicated, but for the moment, just remember that "Could" is more polite than "Can", and "Might" is more polite than "May". "May/might" is slightly more polite than "can/could", but generally you can use either one.
Use. Requests and instructions are very complicated in use, because it is important not to offend people by giving orders. (This is also why many insults are given as orders.) To avoid offence, orders are often given as requests, even if the person receiving them must do as he is told. On the other hand suggestions, or encouragement from friends are often given as orders. Indirect requests are often questions related to what the speaker wants, but which do not directly ask for something. Just to make it all more complicated, sometimes even suggestions are really strong orders, and some polite instructions are given as ordinary statements.
For example:
"Could you call Mr Biggs for me, Margaret?" (order as request.)
"Would you like to open your suitcase, Madam?"(order as suggestion.)
"Have fun!."(encouragement as order)
"Go on! Have some more cake."(suggestion as order)
"Go to hell!"(insult as order)
"Why don't you go to hell?"(insult as strong suggestion)
"Some more coffee would be nice."(request as statement)
"Have you got any change?"(indirect request for money by beggars as related question)
"You might consider doing it this way ... "(instruction as statement)
Please
"Please" is often used to change an order into a request. It does this by suggesting that the person receiving it can choose whether or not to do it. ("Please" is a short way of saying "if it pleases you".) As with vocatives "please" comes at the beginning or the end of the request. Generally, if there is a vocative and "please" in a sentence, they go at different ends. (You can choose which.) If they are at the same end, the vocative comes first at the beginning, or last at the end.
For example:
"Samantha, please come here."
"Samantha, come here please."
"Come here please, Samantha."
"Please come here Samantha.
are all different ways of saying the same thing. If it is a boss speaking to his secretary, this would be an instruction. If it is a boy talking to his girlfriend, it is a request.
Other modifiers
As a rule, the more strongly we suggest that we expect the person receiving a request to do it, the less polite the request is. The more modifiers we put in, and the more remote we make the possibility seem, the more polite it becomes. If it becomes too polite, it is sarcastic, which is not polite at all.
For example:
"Lend me ten pounds until Friday, will you?" (informal, not polite)
"Lend me ten pounds until Friday, would you?"
"Do you think you could lend me ten pounds until Friday?"
"Do you think you could possibly lend me ten pounds until Friday?"
"I don't suppose that you could possibly lend me ten pounds until Friday?"
"I don't suppose that you could possibly lend me ten pounds until Friday, by any chance?"
"I don't suppose that you could possibly lend me ten pounds until Friday, by any chance, could you, please?" (very, very, humble)
Register
Formal
Formal orders are usually seen in writing. They are either in the form of short imperatives, or as statements in the future tense, or with modal "must". Passives may be used.
For example:
"No left turn.
"Gentlemen must wear ties.
"Staff will be at work by 9 a.m..
"Female workers are to be properly dressed."
Formal requests are indirect, or very polite. Sometimes the meaning and the words are very different.
For example:
"Excuse me, is this place taken?" (Translation: I want to sit here.)
" You'll find an ashtray in the smoking area, over there." (Translation: Please don'r smoke here)
" Maybe you should leave now." (Translation: Get out.)
" Perhaps you would like to pay now?" (Translation: Pay.)
" I'm sorry, but our salt has run out" (Translation: We want to use your salt
" It is after midnight, you know" (Translation: Please be quiet
People in official positions often make polite requests when they are commands.
For example:
"Would you come with us, please Sir?"
"Would you like to explain why you don't have your licence?"
(Notice that the grammar is the same as for offers but the meaning is completely different.)
"Please can you take a seat over there."
The neutral register is perhaps the most common. It is used with people you know casually (acquaintances) or people you work with. Requests are often orders moderated with "please", or with question tags. Indirect requests are more common for requests that might be refused.
For example:
"Do you want to open that window, Mike? "
"Call me when you are finished, would you?"
"Can you tell me what to do here?"
"Turn out that light when you go, please."
Sometimes an introductory phrase is used.
"Do me a favour. Pass that file there, please."
"Have you got a moment? I need some help here."
With friends and family we usually use the informal register. Imperatives are often given as imperatives, sometimes very strongly, and often in a friendly fashion. Indirect requests are statements of fact. Requests for changes in behaviour begin with the words "I wish".
For example:
"I wish you would remember to lock the back door. "
"Give me a hand over here."
"I'm trying to watch TV, if you don't mind."
"Billy, you put that down at once!"
"Come for dinner next week."
"Don't wear that dress with those shoes.
"You take that one, I'll have this."
"Wait here, I'll be back in a moment."
Note. When English people are offended or angry, they often use a very polite register. This is not intended to be polite, and may in fact be sarcastic.
For example:
"If you don't mind, waiter, please may I take a moment of your valuable time to order some food?"
"Would you please be so very kind as to stop blocking this door? "
"If you don't mind, I would like to have the ketchup, thank you dear."
"I would really appreciate it if you would please tell me next time you are going to be late."
Answering requests and Instructions.
Formal Acknowledgement. The safest answer to an order is "Yes", usually followed by the name or title of the person giving the order.
For example:
"Yes, Mrs Jones"
(Or for husbands) "Yes, dear."
With requests, you can use "certainly", "by all means", "of course" or "with pleasure". If you are asked to pass or give something, you can say "Here you are." as you give it. For a request to do something, you can say "please do".
For example:
"May I read that paper, if you have finished with it?"
"Yes, please do." or
"By all means." or
"Here you are.."
If you are being asked to stop doing something you shouldn't, you can apologise.
Can I come past please?:
"Of course, sorry"
"Oh. I'm sorry. Please do.""
Formal refusal When you receive a formal request or instruction it is not usual (or polite) to refuse directly. More usually you give the reason for refusing, and sometimes an apology. Another tactic is to change an order into a discussion.
For example:
Show me your homework.:
"I'm sorry, I can't find it."
"Er .. what homework is that?"
Tell me his name.:
"I'm afraid I can't do that, it is confidential."
"I'm sorry, why would you want that information?"
Informal and casual agreement. Informal responses are more relaxed, and show a greater range of emotions.
For example:
Come here!:
"Sure" (Relaxed)
"Okay, okay.". (Suggesting the order is a bit impatient)
"Coming. What's up?" (Notice the agreement first, to show the question is genuine, not a refusal)
Informal refusals
For example:
"No". (don't give me orders!)
"I'm busy". (I don't want to come)
"Do I have to". (let's discuss this)
Or confrontational:
"Get lost!"
"No, you come here!"
"Who do you think you are?"

Polite Request

Chu from Malaysia writes:

I don't know how to request something with Would you mind…?

Would you mind lend me some money?
Would you mind lending me some money?

Which one should I use?

Roger Woodham replies:


There are many different ways of making polite requests in English.

Would you…? / Could you…? / Would you like to…?

If you are asking other people to do things, you would normally use Would you or Could you + infinitive. Would you like to…? is also a very polite way of suggesting or requesting something, politer than Do you want to…? Compare the following:
Would you please bring your library books back today as they are needed by another borrower?

Could you join us on Saturday? Tom's back from Sydney and we're having a barbecue.

Would you like to join us on Saturday? We're having a barbecue in the back garden.

Would you care to join us on Saturday? We're celebrating Tom's return from Sydney.

Do you want to join us on Saturday? We're having a bash in the garden.


Would you like…? + infinitive /

Would you mind…?

If you want to sound particularly polite, or if you think the answer may be negative, you can also use Would you mind + verb-ing as the preferred alternative to Could you…? Would you mind…? literally means: Would you object to…?
Would you mind locking the door when you leave? ~ No, not at all!

Could you please lock the door when you leave? ~ Yes, certainly!

If you're not busy at the moment, would you mind helping me with my homework?

If you're not busy at the moment, could you give me a hand with my homework?

Can I / could I / may I / might I

If you are requesting something for yourself, all of these forms are possible. May and might are considered to be more polite, more formal or more tentative than can and could, but can and could are usually preferred in normal usage. Compare the following:
Can I ask a favour of you? ~ Of course you can.

Could I ask you to collect Deborah from school tomorrow ~ Of course you can.

Could I possibly have another cup of coffee? ~ I don't think you should. You won't sleep tonight if you do.

If you've finished with the computer, may I turn it off? ~ Yes, please do.

Might I leave work a bit earlier today? I've got a doctor's appointment at 5.

Might is more frequently used in indirect questions, as an indirect question softens the request. Note the further polite alternatives that we can use:
I wonder if I might leave work a bit earlier today? I've got a doctor's appointment.

Would I be able to leave work a bit earlier today? I've got a dentist appointment at 6.

Would it be OK if I left work a bit earlier today? I've got to take our cat to the vet.



Would you / Do you mind if I…?

Similarly, if we use Do / Would you mind if I…? to make a request, we may be anticipating possible objections:
Would you mind if I put off talking to Henry until tomorrow? ~ I think that's a mistake. I think you should speak to him today

Note the difference between: Would you mind…? and Would you mind me/my…?:
Would you mind filling the ice trays and putting them in the freezer? (= you do it)

Would you mind me/my filling the ice trays and putting them in the freezer? (= I'll do it)

PERAKITAN PC DAN BIOS SETUP


Kegiatan 1 : Pengenalan Perangkat Keras Komputer

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

1) Peserta diklat mampu menjelaskan diagram blok komputer dan fungsi masing-masing.

2) Peserta diklat mampu menjelaskan jenis-jenis, spesifikasi, dan perkembangannya dari piranti input, proses, dan output.

3) Peserta diklat mampu membuat daftar rencana kebutuhan dan spesifikasi PC.

b. Uraian Materi 1

Peralatan/Komponen pada PC meliputi unit input, unit proses, dan unit output. Supaya komputer dapat digunakan untuk mengolah data, maka harus berbentuk suatu sistem yang disebut dengan sistem komputer. Secara umum, sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.

Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware. Perangkat keras adalah peralatan komputer itu sendiri, perangkat lunak adalah program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan proses tertentu, dan brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.


Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Perangkat keras tanpa perangkat lunak tidak akan berarti apa-apa, hanya berupa benda mati. Kedua perangkat keras dan lunak juga tidak dapat berfungsi jika tidak ada manusia yang mengoperasikannya.

1) Struktur dan Fungsi Komputer

Struktur komputer didefinisikan sebagai cara-cara dari tiap komponen saling terkait. Struktur sebuah komputer secara sederhana, dapat digambarkan dalam diagram blok pada Gambar a. Sedangkan fungsi komputer didefinisikan sebagai operasi masing-masing komponen sebagai bagian dari struktur. Adapun fungsi dari masing-masing komponen dalam struktur tersebut adalah sebagai berikut:

a) Input Device (Alat Masukan)

Adalah perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukan data atau perintah ke dalam komputer. Input device adalah alat yang digunakan untuk menerima input dari luar sistem, dan dapat berupa signal input atau maintenance input. Di dalam sistem komputer, signal input berupa data yang dimasukkan ke dalam sistem komputer, sedangkan maintenance input berupa program yang digunakan untuk mengolah data yang dimasukkan. Dengan demikian, alat input selain digunakan untuk memasukkan data juga untuk memasukkan program. Beberapa alat input mempunyai fungsi ganda, yaitu disamping sebagai alat input juga berfungsi sebagai alat output sekaligus. Alat yang demikian disebut sebagai terminal. Terminal dapat dihubungkan ke sistem komputer dengan menggunakan kabel langsung atau lewat alat komunikasi. Terminal dapat digolongkan menjadi non intelligent terminal, smart terminal, dan intelligent terminal. Non intelligent terminal hanya berfungsi sebagai alat memasukkan input dan penampil output, dan tidak bisa diprogram karena tidak mempunyai alat pemroses. Peralatan seperti ini juga disebut sebagai dumb terminal. Smart terminal mempunyai alat pemroses dan memori di dalamnya sehingga input yang terlanjur dimasukkan dapat dikoreksi kembali. Walaupun demikian, terminal jenis ini tidak dapat diprogram oleh pemakai, kecuali oleh pabrik pembuatnya. Sedangkan intelligent terminal dapat diprogram oleh pemakai. Peralatan yang hanya berfungsi sebagai alat input dapat digolongkan menjadi alat input langsung dan tidak langsung. Alat input langsung yaitu input yang dimasukkan langsung diproses oleh alat pemroses,

sedangkan alat input tidak langsung melalui media tertentu sebelum suatu input diproses oleh alat pemroses.

Alat input langsung dapat berupa papan ketik (keyboard), pointing device (misalnya mouse, touch screen, light pen, digitizer graphics tablet), scanner (misalnya magnetic ink character recognition, optical data reader atau optical character recognition reader), sensor (misalnya digitizing camera), voice recognizer (misalnya microphone). Sedangkan alat input tidak langsung misalnya keypunch yang dilakukan melalui media punched card (kartu plong), key-to-tape yang merekam data ke media berbentuk pita (tape) sebelum diproses oleh alat pemroses, dan key-to-disk yang merekam data ke media magnetic disk (misalnya disket atau harddisk) sebelum diproses lebih lanjut.

(1) Keyboard

Merupakan alat input standart yang diperlukan dalam setiap PC. Komponen ini tidak mengalami perkembangan yang pesat. Hanya dalam konektor dalam PC nya saja yang mengalami perkembangan. Dimulai dengan keyboard XT, keyboard PS2, keyboard USB dan yang baru berkembang sekarang ini adalah keyboard wireless.


(2) Mouse

Mouse merupakan komponen input yang sanagt diperlukan jika menggunakan sistem operasi grafis. Mouse lebih banyak eprkembangannya dari pada keyboard.

Muali dari mouse serial, mouse PS/2, mouse scroll, dan saat mouse optik.


b) Output Device (Alat Keluaran)

Adalah perangkat keras komputer yang berfungsi untuk menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data. Keluaran dapat berupa hard­copy (ke kertas), soft-copy (ke monitor), ataupun berupa suara. Output yang dihasilkan dari pemroses dapat digolongkan menjadi empat bentuk, yaitu tulisan (huruf, angka, simbol khusus), image (dalam bentuk grafik atau gambar), suara, dan bentuk lain yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable form). Tiga golongan pertama adalah output yang dapat digunakan langsung oleh manusia, sedangkan golongan terakhir biasanya digunakan sebagai input untuk proses selanjutnya dari komputer. Peralatan output dapat berupa:

ù Hard-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk mencetak tulisan dan image pada media keras seperti kertas atau film. Contoh hard-copy devicce:


Gambar 8. Printer

ù Soft-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan tulisan dan image pada media lunak yang berupa sinyal elektronik.


ù Drive device atau driver, yaitu alat yang digunakan untuk merekam simbol dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin pada media seperti magnetic disk atau magnetic tape. Alat ini berfungsi ganda, sebagai alat output dan juga sebagai alat input. Sekarang media penyimpan yang berkembang adalah disk drive, hard disk, CD-ROM/CD-RW


c) I/O Ports

Bagian ini digunakan untuk menerima ataupun mengirim data ke luar sistem. I/O Port juga biasa disebut dengan bagian interface (antar muka) karena peralatan input dan output di atas terhubung melalui port ini.

d) CPU (Central Processing Unit)

CPU merupakan otak sistem komputer, dan memiliki dua bagian fungsi operasional, yaitu: ALU (Arithmetical Logical Unit) sebagai pusat pengolah data, dan CU (Control Unit) sebagai pengontrol kerja komputer.


CPU merupakan tempat pemroses instruksi-instruksi program, yang pada komputer mikro disebut dengan micro-processor (pemroses mikro). Pemroses ini berupa chip yang terdiri dari ribuan hingga jutaan IC. Dalam dunia dagang, pemroses ini diberi nama sesuai dengan keinginan pembuatnya dan umumnya ditambah dengan nomor seri, misalnya dikenal pemroses Intel 80486 DX2-400 (buatan Intel dengan seri 80486 DX2-400 yang dikenal dengan komputer 486 DX2), Intel Pentium 100 (dikenal dengan komputer Pentium I), Intel Pentium II-350, Intel Pentium III-450, Intel Celeron 333, AMD K-II, dan sebagainya. Masing-masing produk ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

e) Memori

(1) Random Access Memory (RAM)

Semua data dan program yang dimasukkan melalui alat input akan disimpan terlebih dahulu di memori utama, khususnya RAM, yang dapat diakses secara acak (dapat diisi/ditulis, diambil, atau dihapus isinya) oleh pemrogram. Struktur RAM terbagi menjadi empat bagian utama, yaitu:

ù Input storage, digunakan untuk menampung input yang dimasukkan melalui alat input.

ù Program storage, digunakan untuk menyimpan semua instruksi­instruksi program yang akan diakses.

ù Working storage, digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah dan hasil pengolahan.

ù Output storage, digunakan untuk menampung hasil akhir dari pengolahan data yang akan ditampilkan ke alat output.

Input yang dimasukkan melalui alat input akan ditampung terlebih dahulu di input storage. Bila input tersebut berupa program maka akan dipindahkan ke program storage, dan bila berbentuk data maka akan dipindahkan ke working storage. Hasil dari pengolahan juga ditampung terlebih dahulu di working storage dan bila akan ditampilkan ke alat output maka hasil tersebut dipindahkan ke output storage.


Dari namanya, ROM hanya dapat dibaca sehingga pemrogram tidak bisa mengisi sesuatu ke dalam ROM. ROM sudah diisi oleh pabrik pembuatnya berupa sistem operasi yang terdiri dari program-program pokok yang diperlukan oleh sistem komputer, seperti misalnya program untuk mengatur penampilan karakter di layar, pengisian tombol kunci papan ketik untuk keperluan kontrol tertentu, dan bootstrap program. Program bootstrap diperlukan pada saat pertama kali sistem komputer diaktifkan. Proses mengaktifkan komputer pertama kali ini disebut dengan booting, yang dapat berupa cold booting atau warm booting.

Cold booting merupakan proses mengaktifkan sistem komputer pertama kali untuk mengambil program bootstrap dari keadaan listrik komputer mati (off) menjadi hidup (on). Sedangkan warm booting merupakan proses pengulangan pengambilan program bootstrap pada saat komputer masih hidup dengan cara menekan tiga tombol tombol pada papan ketik sekaligus, yaitu Ctrl, Alt, dan Del. Proses ini biasanya dilakukan bila sistem komputer macet, daripada harus mematikan aliran listrik komputer dan menghidupkannya kembali.

Instruksi-instruksi yang tersimpan di ROM disebut dengan microinstruction atau firmware karena hardware dan software dijadikan satu oleh pabrik pembuatnya. Isi dari ROM ini tidak boleh hilang atau rusak karena bila terjadi demikian, maka sistem komputer tidak akan bisa berfungsi. Oleh karena itu, untuk mencegahnya maka pabrik pembuatnya merancang ROM sedemikian rupa sehingga hanya bisa dibaca, tidak dapat diubah-ubah isinya oleh orang lain. Selain itu, ROM bersifat non volatile supaya isinya tidak hilang bila listrik komputer dimatikan.

Pada kasus yang lain memungkinkan untuk merubah isi ROM, yaitu dengan cara memprogram kembali instruksi-instruksi yang ada di dalamnya. ROM jenis ini berbentuk chip yang ditempatkan pada rumahnya yang mempunyai jendela di atasnya. ROM yang dapat diprogram kembali adalah PROM (Programmable Read Only Memory), yang hanya dapat diprogram satu kali dan selanjutnya tidak dapat diubah kembali. Jenis lain adalah EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) yang dapat dihapus dengan sinar ultraviolet serta

dapat diprogram kembali berulang-ulang. Disamping itu, ada juga EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) yang dapat dihapus secara elektronik dan dapat diprogram kembali.

c. Rangkuman 1

1) Komputer PC terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian input, proses, dan output. Setiap bagian terdiri dari beberapa komponen yang saling mendukung.

2) Setiap komponen pada PC mempunyai spesifikasi tertentu dan kegunaan/fungsi khusus.

Kegiatan Belajar 2: Perakitan PC dan Keselamatan Kerja dalam Merakit Komputer

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

1) Peserta diklat mampu menginstalasi komponen PC dengan baik dan aman.

2) Peserta diklat mampu mengetahui tindakan yang membahayakan dalam pemasangan komponen PC.

b. Uraian Materi 2

Sebelum merakit sebuah PC pastikan pertalatan yang dibutuhkan sudah tersedia, Peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Obeng, tang, AVO meter (bila ada), solder, timah solder, isolasi, tali pengikat kabel dan buki catatan. Solder maupun AVO meter jarang dipakai apabila mempergunakan komponen yang masih baik. Pengukuran arus dan tegangan listrik hanya dilakukan apabila komponen yang dipergunakan adalah komponen bekas yang anda tidak mengetahui apakah masih baik atau tidak. Sebaiknya tidak menggunakan AVO meter pada motherboard apabila motherboard masih baik, karena anda tidak tahu titik-titik mana yang merupakan titik ukur. Kecerobohan dalam hal ini bisa menimbulkan akibat fatal. Apabila anda mempergunakan komponen baru, anda tidak perlu melakukan pengukuran arus dan tegangan dengan AVO meter. AVO meter mungkin perlu dipergunakan hanya untuk mengetahui tegangan listrik di jala -jala listrik rumah anda saja. Bila anda sudah mengetahui lihatlah di bagian power suply komputer (terdapat di dalam cahing/kotak komputernya) apakah sudah diatur pada skala tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik di tempat anda atau belum. Bila type power suply-nya tergolong type otomatik anda tidak perlu hawatir. Apabila power suplynya tergolong semi otomatik, kemungkinan anda harus memindahkan posisi saklar pengatur tegangan ke posisi tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik di tempat anda.

Selanjutnya untuk merakit komputer personal anda dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1) Ambil motherboard dan letakkan di tempat yang aman. Persiapkan peralatan dan buku manual dari masing komponen PC. Baut motherboard dengan papan casing, sehingga akan lebih kuat dan aman.


2) Pasanglah processor pada tempatnya (soket-nya) perhatikan tanda pada processor harus ditempatkan sesuai dengan tanda yang ada pada soket tersebut (tidak boleh terbalik). Kuncilah tangkai pengunci yang biasanya terdapat disisi soket processor. Perhatikan kode titik atau sisi processor dengan bentuk miring merupakan petunjuk agar bagian processor itu dipasang pada bagian slot yang memiliki tanda sama. Bacalah dengan baik manual processor dari pabriknya Apabila anda kurang hati-hati atau terbalik memasang processor ini bisa berakibat fatal. Bila anda ragu sebaiknya pada saat membeli motherboard bisa anda tanyakan kepada penjualnya. Kemudian pasanglah kipas pendingin diatasnya. Pada produk processor terakhir sudah dilengkapi dengan kipas pendingin.



3) Pasanglah memori RAM pada tempatnya dengan baik, perhatikan sudut memori yang biasanya berlekuk harus ditempatkan pada tempatnya secara hati-hati. Apabila anda terbalik memasangnya, maka memori akan sulit dimasukan. Pada jenis memori SDRAM, dudukan memori di motherboard memiliki pengunci yang akan bergerak mengunci bersamaan dengan masuknya memori ke dalamnya.


4) Masukan motherboard ke dalam cashing (kotak komputer), kaitkanlah pengait plastik yang biasa disediakan oleh pabrik cashing, ke dalam lubang yang terdapat pada motherboard. Pada sudut yang memungkinkan anda tempatkan baut, bautlah motherboard tersebut pada cashing untuk menghindarkan terjadinya pergeseran motherboard pada waktu anda memindah­mindahkan CPU nantinya. Sebaiknya hati-hati memasang motherboard pada cashing karena bentuknya tipis kecil dan memiliki rangkaian elektronik yang rumit.


5) Pasanglah kabel khusus catu daya motherboard yang ada pada prower suply (biasanya dituliskan P8 dan P9), kabel berwarna hitam dari kedua konektornya harus dipasang berdampingan. Apabila anda mempergunakan jenis motherboard jenis ATX, pasanglah kabel power khusus tersebut pada slot power khusus ATX yang terdapat pada motherboard tersebut.


6) Pasanglah hard disk, floppy drive pada tempat yang telah tersedia dalam cashing CPU, kencangkan dudukannya dengan baut secara hati-hati. Bila ada CD ROM drive, pasangkan pula alat ini secara hati-hati dan dikencangkan dengan baut. Perlu diperhatikan untuk CD-ROM dan hard disk jumper terpasang dengan benar, karena akan mengindentifikasikan sebagai master atau slave, akrena jika salah hard disk atau CD-ROM tidak akan terdeteksi.


7) Sambungkan kabel dari power suply ke slot power yang terdapat di hard disk, flopy drive dan CD ROM drive. Perhatikan sudut.


konektor plastiknya pada kabel tersebut biasanya sudah dirancang pas sesuai dengan dudukan yang terdapat pada hard disk, flopy drive atau CD ROM drive. Bila anda memasang konektor ini terbalik, maka pada saat anda memasukan konektor tersebut akan terasa sedikit sulit. Segeralah cabut konektornya dan masukan kembali pada posisi yang tepat.


8) Sambungkan kabel pita (kabel data) pada dudukan hard disk, flopy drive dan CD ROM drive. Kabel ini berfungsi untuk menghubungkan peralatan tersebut ke motherboard. Perhatikan sisi kabel berwarna merah harus ditempatkan pada kaki nomor satu (lihat keterangan yang dituliskan pada hard disk atau flopy drive ataupun CD ROM drive). Bila terbalik memasangnya komputer tidak akan bekerja baik dan dapat merusakan peralatan­peralatan tersebut. Kabel yang terpasang ke flopy drive lebih sempit bila dibandingkan kabel penghubung hard disk ataupun CD ROM drive. Kabel penghubung hard disk dan CD ROM drive sama ukurannya. Untuk kabel Pita strip merah pada pinggir kabel menandakan no:1.


9) Sambungkan kabel dari flopy drive ke slot untuk flopy drive, demikian pula sambungkan kabel dari hard disk ke slot IDE nomor 1, dan kabel dari CD ROM ke slot IDE nomor 2. Perhatikan juga agar sisi kabel berwarna merah harus menempati kaki nomor satu pada tiap slot. Anda bisa melihat keterangan yang tertulis di motherboard ataupun di manual motherboard.


10) Pasanglah VGA card pada slotnya, bila anda memiliki card dari jenis ISA, anda harus menempatkan card tersebut pada ISA slot bus di motherboard. Bila anda memiliki card VGA jenis PCI, anda harus pasangkan card tersebut pada slot bus PCI di motherboard.



11) Pasang expansion card tambahan pada PCI maupun ISA. Expansion card dapat berupa LAN card sound card , TV tunner card, video capture dan lain-ain. Setelah itu kencangkan dengan baut denag dudukan casing PC.


12) Hubungkan konektor kabel penghubung tombol "Reset" ke pin "Reset" yang terdapat pada motherboard. Hubungkan pula konektor kabel penghubung speaker ke pin bertuliskan speaker yang ada pada motherboard. Sering ditulis dengan kode LS. Beberapa cashing telah dilengkapi pula kabel lampu indikator berikut kabel penghubungnya lengkap dengan konektornya agar perakit komputer tinggal menghubungkan saja ke motherboard.






Gambar 28. Memasang Tombol-tombol Casing

13) Pasanglah kabel data dari monitor ke slot yang terdapat di card VGA, perhatikan konektornya memiliki 3 deretan kaki yang tersusun rapi, dengan konektor berbentuk trapesium.

14) Pasangkan konektor keyboard ke slot keyboard yang terdapat di motherboard. Dan perangkat yang lain.


15) Pasangkan kabel listrik (power) dari layar monitor ke slot power yang terdapat di bagian belakang power suply yang telah terpasang pada cashing CPU. Bila konektornya tidak cocok, anda dapat memasang kabel listrik tersebut ke jala-jala listrik rumah anda. Anda akan membutuhkan T konektor untuk membagi listrik ke monitor dan CPU yang anda rakit. Pasangkan kabel listrik untuk CPU ke slot yang terdapat pada power suply di bagian belakang cashing CPU.


Sekarang anda telah berhasil merakit sebuah Personal Komputer, tetapi anda belum bisa mempergunakan komputer tersebut. Anda masih harus mengatur program BIOS, dan memasang (menginstal) program sistem operasi dan program aplikasi ke dalam hard disknya.

Sebelum anda mengatur program BIOS, anda cek kembali semua langkah yang telah anda lakukan tadi. Perhatikan posisi "jumper" jangan ada yang salah, demikian pula processor dan RAM serta kabel­kabel penghubung hard disk, flopy drive dan CD ROM drive. Setelah anda yakin benar dan sudah sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam manual pabrik dari setiap peralatan tadi. Anda bisa melakukan pengaturan program BIOS.

c. Rangkuman 2

1) Dalam merakit komponen pastikan tidak ada kaki komponen yang terbalik, atau pemasangan kabel yang terbalik. Karena akan berakibat fatal bagi komponen maupun peralatan yang lain.

2) Urutkan dalam merakit komponan PC sesuai dengan manual instruksinya.

Kegiatan Belajar 3 : BIOS dan Konfigurasi Sistem

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

1) Peserta diklat mampu mengenal BIOS dalam setiap PC.

2) Peserta diklat mampu mengoperasikan BIOS untuk mengaktifkan dan menonaktifkan PC.

b. Uraian Materi 3

Basic Input Output System atau sering disebut BIOS merupakan firmware. BIOS digunakan untuk mengatur komponen PC secara software atau dengan kata lain disebut dengan istilah jumper less Komponen PC yang dapat diseting melalui BIOS hanya tertentu saja, dan merupakan komponen pokok dalam sebuah PC dan komponen yang terintegrasi dengan mainboard (Onboard). Berikut komponen yang dapat di set melalui BIOS:

· Hard disk

· CD-ROM

· Floppy disk

· RAM

· Processor

· LAN onboard

· Souncard onboard

· VGA onboard

Dalam modul ini digunakan Award BIOS sebagai contoh untuk menkofigurasi komponen PC. Sedangakn untuk BIOS dengan merk lain hampir sama, hanya letak dan namnya saja yang munkin berbeda. Pada AWARD BIOS terdapat beberapa menu pokok yaitu: MAIN, ADVANCED, POWER, BOOT, EXIT. Berikut langakah - langkah untuk mengatur komponen PC.


1) Hard Disk dan CD-ROM

Untuk komponen hard disk, dalam BIOS hanya mangatur aktif tidaknya serbuah hard disk, dan juga menentukan berapa besar kapasitas sebuah hard disk baiks scara manual maupun otomastis. Terletak dalam menu MAIN kemudian dilanjutkan pada sub menu letak dari drive terpasang.


Selanjutnya untuk mengatur hard disk atau CD ROM, masuk ke sub menu letak hard disk atau CD ROM terpasang. Kita asumsikan bahawa hard disk terlatak pada primary master.


Dalam menu di atas merupakan tampilan untuk mengatur hard disk yang terletak di primary master. Yang perlu diatur dalam menu di atas adalah “type”, dalam menu tersebut terdapat pilihan diantaranya: Auto, User Type HDD, CD-ROM, LS-120, ZIP, MO, Other ATAPI device, dana None. Untuk lebih amany pilih Auto karena system akan medeteksi secara otomatis device yang terpasang, sedangkan None digunakn untuk men-disable hard disk atau tidak ada device yang terpasang.

2) Floppy Disk

Untuk mengatur floopy disk terletak dalam menu yang sama seperti hardik dan CD_ROM. Terletak dalam menu MAIN dan pada umumnya bernama legacy diskette A. dalam opsi drive A dapat dipilih bermacam jenis type Disk Drive seperti 1.44 MB, 3.5 -“ 720Kb, 3.5 “ – 2.88MB, 3.5” -360KB, 5.24”- 720kb, 5.25” dan none. Opsi “none” digunakan untuk menonaktifkan floppy disk. Pilih sesuai dengan floopy disk yang terpasang atau jika tidak terdapat floopy disk terpasang dapat digunakan pilihan None.



3) RAM

RAM hanya dapat diatur bagian clock latency-nya saja tetapi tidak semua RAM dapat diatur, merk tertentu saja yang dapat di set secara manual. Hanya RAM yang sering digunakan untuk overcloking yang dapat diset manual. Untuk mestting masuk ke menu advanced

Chip Configuration.


Pada gambar di atas untuk menentukan seting secara manual atau otomatis terletak dalam sub menu “SDRAM Cofiguration” Untuk “By SPD” akan dilakukan seting secara automatis oleh sistem sedangkan untuk seting secara manual pilih “User Define”. Hati- hati dalam mengubah nilai Clock latency dari RAM, sesuaikan dengan kemampuan RAM yang terpasang. Untuk lebih amannya gunalan pilihan secara otomatis selain lebih aman nilai yang diatur akan disesuaikan dengan nilai default RAM yang terpasang.

4) Prosesor

Ada beberapa cara untuk mengatur kecepatan prosesor sesuai dengan kemampuannya. Untuk seting dengan BIOS tidak semua prosesor bisa diatur, hanya prosesor tertentu saja yang dapat di set lewat BIOS. Untuk mengatur variabel-variabel dalam prosesor masuk kedalam menu advanced, maka akan terlihat beberapa menu yang berhubungan dengan CPU, yaitu: CPU speed, CPU/PCI Frequency, dan CPU/Memory frequency ratio. CPU Speed merupakan kecepatan CPU yang dapat ditentukan secara Manual maupun otomatis. Untuk melakukan Overcloking dapat dilakuakn seting pada bagian CPU/Memory frequency ratio. Pada bagian ini dapat di set jika CPU Speed dipilih manual. Tetapi perlu diingat sesuiakn dengan kemampuan prosesor karen jika tidak akan berakibat fatal.


5) LAN Onboard dan Sound onboard

Untuk kedua komponen ini sama dalam melakukan konfigurasi di dalam BIOS. Terletak dalam menu yang sama dan untuk mengaktifkan dengan memelih “enabled” pada masing-masing komponen. Sedangkan untuk menonaktifkan cukup dengan memilih “disabled”. Sedangkan untuk opsi auto digunakan untuk medeteksi secara otomatis, jika ada komponen yang terpasang maka akan automatis mengaktifkan komponen tersebut. Untuk masuk dalam konfigurasi komponen ini masuk menu Advanced Chip Configuration. Dalam versi BIOS ini LAN Onboard dengan menu MCP MAC Controller sedangkan Sound Onboard denagn menu MCP Audio Controller, pilih enabled atau Auto untuk mengatifkan komponen tersebut. Perlu diingat apbila ingin memasang komponen baru yang bukan onboard dan komponen tersebut sejenis dengan komponen yang onboard maka harus dinon-aktifkan komponen yang onboard tersebut terlebih dahulu. Karena jika tidak akan terjadi konflik IRQ atau I/O addres-nya.


Untuk mengatur komponen VGA onboard yang perlu diperhatikan adalah mengatur besar kecilnya shared memori. Shared memori adalah memori yang digunakan oleh VGA sebagai buffer dan diambilkan dari RAM. Besarnya nilai shared memori tegantung kemampuan VGA dan besarnya RAM yang terpasang. Untuk mangatur besarnya shared memori masuk ke menu advaced Chip Configuration. Pilih bagian “VGA Shared memory size”. Besar kecilnya nilai memory yang diambil tergantung dari Jenis VGA Onboardnya dan besarnya kapasitas RAM yang terpasang.



Satu hal lagi dalam VGA yang sangat penting adalah Primary VGA BIOS. Opsi ini terletak dalam menu Advanced PCI Configuration, digunakan untuk memilih urutan deteksi dari VGA yang terpasang dalam sistem. Urutan tersebut diantaranya: PCI VGA Card, AGP VGA card, dan Onboard VGA. Jika VGA yang digunkan dalah Onboard maka set dengan Onboard VGA.